Rabu, 13 November 2013

e SPT Nihil



E SPT Gak Ada Transaksi / Nihil 


Hai sobat blogger, khususnya praktisi perpajakan yang kerjaannya ngurusin pajak PPN,.. :D
Kali ini saya pengen lanjutin lagi post kemaren tentang eSPT PPN v.1.5  Disini saya jelasin beberapa tips yang mungkin bisa membantu dalam pengoperasian eSPT PPN 
Yak saya mulai saja.
1. Lapor SPT tanpa ada rincian faktur
Semenjak diberlakukannya aturan mengelai kewajiban penggunaan eSPT PPN 1111 pada seluruh badan usaha, banyak perusahaan yang biasa melakukan pelaporan nihil karena tidak ada transaksi, mau gak mau harus lapor menggunakan eSPT PPN 1111.
Berikut saya sharing cara lapor bagi sobat yang lapor dalam hal tidak ada lawan transaksi :
Setelah login, pilih menu "Input Data" dan pilih "SPT Tanpa Rincian Faktur"

Isi masa pajak yang ingin dilaporkan, lalu pilih "Buat SPT" lalu pilih "Yes"

Setelah itu, masuk ke menu setting, lalu cek, apabila pada menu setting tersebut masa pajak yang tadi dibuat sudah ada , berarti proses sudah benar, tinggal cetak SPT dan buat file csv-nya saja pada menu Tools
Dalam beberapa kasus, ada pelaporan tanpa rincian faktur pajak standar, tapi ada transaksi yang berupa "faktur pajak yang digunggung". Faktur Pajak yang digunggung bisa dibilang seperti faktur pajak sederhana pada SPT 1107, yang artinya ada transaksi tapi tidak berupa faktur pajak standar, hanya berupa nota², bon, kwitansi, atau sejenisnya, yang jumlahnya dapat direkap menjadi satu, dan diinput di form lampiran AB.
Mengenai cara inputnya sebagai berikut :
Pertama, ikuti cara seperti diatas, sampai proses setting.
Pilih Masa pajak pada menu setting, lalu pilih "Buka" dan pilih "Untuk Dilihat / Diedit",  Setelah terbuka, pilih menu "SPT" lalu pilih "Lampiran SPT 1111 - Lampiran AB" Isilah form B.2 ( Penyerangan Dalam Negeri dengan faktur Pajak yang Digungung )
Lalu simpan pada bagian III.
Kemudian masuk ke induk SPT, isilah form SSP kalau status SPT Kurang Bayar, lalu simpan, cetak, dan seperti biasa buat file csv.

2. Mengkopi atau membackup database
Database merupakan satu hal yang sangat penting dalam eSPT, baik itu eSPT PPN ataupun eSPT yang lain, karena semua data yang telah diinput dan diproses dalam eSPT, akan tersimpan semua dalam database tersebut.
Database eSPT menggunakan fitur microsoft access, yang berekstensi .mdb atau .accdb

Nah apa pentingnya mengkopi atau membackup database??
Mengkopi atau membackup database sangat penting dilakukan untuk menghidari kehilangan data penting eSPT yang sudah pernah kita input. Misalnya karena ada kerusakan pada PC/Laptop akibat serangan virus. Database ini juga bisa kita gunakan apabila kita ingin mengerjakan eSPT pada PC/laptop yang lain.
Apabila PC/Laptop kita rusak/terformat, maka semua data akan hilang, begitu juga dengan database eSPT kita.
Terkadang juga, database ini diminta oleh petugas kantor pajak apabila file csv yang kita laporkan tidak bisa terbaca atau corrupt.
Bagaimana caranya ..?
Okeh, step²-nya ada dibawah ini :
Untuk Windows XP 
Copy database dari :
My Computer --> C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
Lalu paste ke flashdisk (atau media penyimpanan yang lainnya)

 
Untuk Windows Vista / 7 (Seven)
Masuk ke :
My Computer --> C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
Klik : "Compatibility files"
Lalu, copy database yang ada pada folder tersebut, dan paste di flashdisk (atau media penyimpanan yang lainnya)

Biasanya didalam folder DB tersebut ada 2 file, yaitu Data.mdb dan Data_2007.accdb, pilihlah database yang biasa digunakan pada saat pertama kali memulai proses pengisian eSPT PPN (koneksi database).
Backup lah database setiap selesai melakukan proses input data di aplikasi eSPT untuk mengantisipasi kehilangan data yang sudah saya jelaskan diatas...
Ada tambahan tips juga yang saya dapatkan dari twitter, dari akun @PajakMania , mungkin bisa menambah wawasan tentang isi dari database eSPT ini. 
3. Cara menambah database untuk multi NPWP
Dalam beberapa kasus, ada beberapa operator eSPT, ato yang biasa ngerjain eSPT, mereka mengerjakan beberapa perusahaan, mereka harus menggarap laporan SPT PPN beberapa perusahaan pada satu komputer / laptop.
Nah disini saya pengen kasi tips bagaimana agar dalam satu aplikasi / satu media PC bisa menghandle laporan beberapa NPWP.
Yang perlu diketahui, satu NPWP di aplikasi eSPT diwakili oleh satu database. 
Langkah-langkahnya sebagai berikut : 
1. Masuk ke folder database kosong (db_kosong) di 
C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db kosong

2. Pilih salah satu database (misal : Data_Kosong_2007.accdb ) kopikan file database tersebut ke folder
C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
3. Ubah nama (rename) databse yang sudah dikopi menjadi nama yang diinginkan, misal PT ABC, dengan cara klik kanan, pilih rename

Setelah diubah nama (rename) sesuai dengan nama perusahaan (tanpa karakter titik, koma, underscore, hanya huruf atau angka saja) maka akan menjadi seperti ini :

4. Jadi, ada 3 database yang tersimpan pada folder C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
yaitu Data.mdb , Data_2007.accdb , dan PT ABC.accdb .
Data.mdb , Data_2007.accdb merupakan databse asli (default) , dan satunya lagi adalah tambahan yang kita buat tadi.
5. Buka aplikasi eSPT PPN 1111 dan pilih “koneksi database”,  maka akan nampak 3 database, dengan tambahan satu database PT ABC yang telah kita buat tadi.

6. Untuk menambah database yang lain, tinggal mengulang proses dari awal seperti sebelumnya, sehingga pada saat memilih “koneksi database”, maka akan muncul tambahan database lainnya.
4. Menyimpan dan melaporkan file .csv
File csv merupakan file yang digunakan sebagai media dalam pelaporan eSPT. File tersebut merupakan file yang sudah terkunci, yang hanya bisa dibaca di loket TPT Kantor Pajak.
Dalam beberapa kasus, saat pelaporan, tidak jarang terjadi file csv tersebut tidak terbaca di loket TPT. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa hal, yaitu file csv tersebut telah corrupt, dan (dalam hal menggunakan flashdisk) bisa dimungkinkan karena faktor flashdisk yang terinfeksi virus, sehingga folder² dan file² dalam flashdish menjadi tidak terbaca.
Ada beberapa cara agar hal tersebut tidak terjadi atau meminimalisir hal tersebut terjadi. 
Setelah membuat file csv, jangan sesekali membuka file tersebut, karena dibukapun, didalamnya hanya ada kode² atau karakter² yang acak karena isinya telah di decrypt / terkunci. Dibukanya file tersebutlah yang menjadi salah satu faktir file csv menjadi corrupt atau rusak. 
Seperti halnya diatas, file csv yang telah dibuat, selain jangan dibuka, juga jangan di-rename atau diubah namanya, biarkanlah nama tersebut terdiri dari susunan angka².
Berkaitan dengan tips sebelumnya mengenai backup database, selalu bawalah database yang telah terbackup saat melapor, untuk jaga² apabila file csv tidak terbaca, dengan database terbut, anda bisa meminta bantuan petugas loket atau AR untuk membuatkan file csv baru melalui database tersebut, tanpa harus bolak balik ke kantor lagi untuk membuat file csv.

Sekian dulu tips-tips dari saya, nanti saya akan tambahkan beberapa FAQ tentang eSPT PPN ini..
Semoga bermanfaat :)

Selasa, 11 Desember 2012

Sad Story


"Kisah Seorang Anak Yang Mencoret Mobil Ayahnya"
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota - kota besar meninggalkan anak – anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, Perempuan cantik  berusia tiga setengah tahun, Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah ia bersama ayun - ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya ataupun memetik bunga dan lain - lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan.
Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak - anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Mukanya merah adam ketakutan lebih – lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba - tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayah.. cantik…kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali - kali ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tidak mengerti apa - apa menangis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa. Si ayah cukup lama memukul - mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka - luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit - jerit menahan pedih saat luka - lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”, jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol saja”, jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 sudah siap”, kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya sangat serius. Setelah beberapa hari dirawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..”, kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut. Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah”, kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata - kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menanda tangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah... ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang mbok Narti”, katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah... kembalikan tangan Dita.
Untuk apa diambil. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi!
Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?
Bagaimana Dita mau bermain nanti ?
Dita janji tidak akan mencoret - coret mobil lagi”, katanya berulang - ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata - kata anaknya.
Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur.
Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf. Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran batin sampai suatu saat sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yang tak bertepi.
Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.