Salah Mendidik Anak
Minggu, 08 Desember 2013
Rabu, 13 November 2013
e SPT Nihil
E SPT Gak Ada Transaksi / Nihil
Hai
sobat blogger, khususnya praktisi perpajakan yang kerjaannya ngurusin pajak
PPN,.. :D
Kali
ini saya pengen lanjutin lagi post kemaren tentang eSPT PPN v.1.5 Disini
saya jelasin beberapa tips yang mungkin bisa membantu dalam pengoperasian eSPT
PPN
Yak
saya mulai saja.
1.
Lapor SPT tanpa ada rincian faktur
Semenjak
diberlakukannya aturan mengelai kewajiban penggunaan eSPT PPN 1111 pada seluruh
badan usaha, banyak perusahaan yang biasa melakukan pelaporan nihil karena
tidak ada transaksi, mau gak mau harus lapor menggunakan eSPT PPN 1111.
Berikut
saya sharing cara lapor bagi sobat yang lapor dalam hal tidak ada lawan
transaksi :
Setelah
login, pilih menu "Input Data" dan pilih "SPT
Tanpa Rincian Faktur"
Isi
masa pajak yang ingin dilaporkan, lalu pilih "Buat SPT" lalu
pilih "Yes"
Setelah
itu, masuk ke menu setting, lalu cek, apabila pada menu setting
tersebut masa pajak yang tadi dibuat sudah ada , berarti proses sudah benar,
tinggal cetak SPT dan buat file csv-nya saja pada menu Tools
Dalam
beberapa kasus, ada pelaporan tanpa rincian faktur pajak standar, tapi ada
transaksi yang berupa "faktur pajak yang digunggung". Faktur
Pajak yang digunggung bisa dibilang seperti faktur pajak sederhana pada SPT
1107, yang artinya ada transaksi tapi tidak berupa faktur pajak standar, hanya
berupa nota², bon, kwitansi, atau sejenisnya, yang jumlahnya dapat direkap
menjadi satu, dan diinput di form lampiran AB.
Mengenai
cara inputnya sebagai berikut :
Pertama,
ikuti cara seperti diatas, sampai proses setting.
Pilih
Masa pajak pada menu setting, lalu pilih "Buka" dan
pilih "Untuk Dilihat / Diedit", Setelah terbuka,
pilih menu "SPT" lalu pilih "Lampiran SPT
1111 - Lampiran AB" Isilah form B.2 ( Penyerangan Dalam
Negeri dengan faktur Pajak yang Digungung )
Lalu simpan pada bagian III.
Kemudian
masuk ke induk SPT, isilah form SSP kalau status SPT Kurang Bayar, lalu simpan,
cetak, dan seperti biasa buat file csv.
2. Mengkopi atau membackup database
Database
merupakan satu hal yang sangat penting dalam eSPT, baik itu eSPT PPN ataupun
eSPT yang lain, karena semua data yang telah diinput dan diproses dalam eSPT,
akan tersimpan semua dalam database tersebut.
Database
eSPT menggunakan fitur microsoft access, yang berekstensi .mdb atau
.accdb
Nah
apa pentingnya mengkopi atau membackup database??
Mengkopi
atau membackup database sangat penting dilakukan untuk menghidari kehilangan
data penting eSPT yang sudah pernah kita input. Misalnya karena ada kerusakan
pada PC/Laptop akibat serangan virus. Database ini juga bisa kita gunakan
apabila kita ingin mengerjakan eSPT pada PC/laptop yang lain.
Apabila
PC/Laptop kita rusak/terformat, maka semua data akan hilang, begitu juga dengan
database eSPT kita.
Terkadang
juga, database ini diminta oleh petugas kantor pajak apabila file csv yang kita
laporkan tidak bisa terbaca atau corrupt.
Bagaimana caranya ..?
Okeh,
step²-nya ada dibawah ini :
Untuk
Windows XP
Copy
database dari :
My
Computer --> C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
Lalu paste ke flashdisk (atau media penyimpanan yang
lainnya)
Untuk Windows Vista / 7 (Seven)
Masuk ke :
My Computer --> C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
Klik : "Compatibility
files"
Lalu,
copy database yang ada pada folder tersebut, dan paste di flashdisk (atau media
penyimpanan yang lainnya)
Biasanya
didalam folder DB tersebut ada 2 file, yaitu Data.mdb dan Data_2007.accdb,
pilihlah database yang biasa digunakan pada saat pertama kali memulai
proses pengisian eSPT PPN (koneksi database).
Backup
lah database setiap selesai melakukan proses input data di aplikasi eSPT untuk
mengantisipasi kehilangan data yang sudah saya jelaskan diatas...
Ada
tambahan tips juga yang saya dapatkan dari twitter, dari akun @PajakMania ,
mungkin bisa menambah wawasan tentang isi dari database eSPT ini.
Silahkan di cek di : Ngobrol-ngobrol
tentang e-SPT dan file MDB
3. Cara menambah database untuk multi NPWP
Dalam
beberapa kasus, ada beberapa operator eSPT, ato yang biasa ngerjain eSPT,
mereka mengerjakan beberapa perusahaan, mereka harus menggarap laporan SPT PPN
beberapa perusahaan pada satu komputer / laptop.
Nah
disini saya pengen kasi tips bagaimana agar dalam satu aplikasi / satu media PC
bisa menghandle laporan beberapa NPWP.
Yang
perlu diketahui, satu NPWP di aplikasi eSPT diwakili oleh satu
database.
Langkah-langkahnya
sebagai berikut :
1. Masuk ke folder database kosong (db_kosong) di
C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db kosong
2.
Pilih salah satu database (misal : Data_Kosong_2007.accdb ) kopikan file
database tersebut ke folder
C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
3.
Ubah nama (rename) databse yang sudah dikopi menjadi nama yang diinginkan,
misal PT ABC, dengan cara klik kanan, pilih rename
Setelah
diubah nama (rename) sesuai dengan nama perusahaan (tanpa karakter titik, koma,
underscore, hanya huruf atau angka saja) maka akan menjadi seperti ini :
4. Jadi, ada 3
database yang tersimpan pada folder C:\Program Files\DJP\e-SPT PPN 1111\db
yaitu Data.mdb , Data_2007.accdb , dan PT ABC.accdb .
yaitu Data.mdb , Data_2007.accdb , dan PT ABC.accdb .
Data.mdb
, Data_2007.accdb merupakan databse asli (default) , dan satunya lagi adalah
tambahan yang kita buat tadi.
5.
Buka aplikasi eSPT PPN 1111 dan pilih “koneksi database”, maka akan
nampak 3 database, dengan tambahan satu database PT ABC yang telah kita buat
tadi.
6.
Untuk menambah database yang lain, tinggal mengulang proses dari awal seperti
sebelumnya, sehingga pada saat memilih “koneksi database”, maka akan
muncul tambahan database lainnya.
4.
Menyimpan dan melaporkan file .csv
File
csv merupakan file yang digunakan sebagai media dalam pelaporan eSPT. File
tersebut merupakan file yang sudah terkunci, yang hanya bisa dibaca di loket
TPT Kantor Pajak.
Dalam
beberapa kasus, saat pelaporan, tidak jarang terjadi file csv tersebut tidak
terbaca di loket TPT. Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa hal, yaitu file
csv tersebut telah corrupt, dan (dalam hal menggunakan flashdisk) bisa
dimungkinkan karena faktor flashdisk yang terinfeksi virus, sehingga folder²
dan file² dalam flashdish menjadi tidak terbaca.
Ada
beberapa cara agar hal tersebut tidak terjadi atau meminimalisir hal tersebut
terjadi. Setelah membuat file csv, jangan sesekali membuka file tersebut, karena dibukapun, didalamnya hanya ada kode² atau karakter² yang acak karena isinya telah di decrypt / terkunci. Dibukanya file tersebutlah yang menjadi salah satu faktir file csv menjadi corrupt atau rusak.
Seperti halnya diatas, file csv yang telah dibuat, selain jangan dibuka, juga jangan di-rename atau diubah namanya, biarkanlah nama tersebut terdiri dari susunan angka².
Berkaitan dengan tips sebelumnya mengenai backup database, selalu bawalah database yang telah terbackup saat melapor, untuk jaga² apabila file csv tidak terbaca, dengan database terbut, anda bisa meminta bantuan petugas loket atau AR untuk membuatkan file csv baru melalui database tersebut, tanpa harus bolak balik ke kantor lagi untuk membuat file csv.
Sekian
dulu tips-tips dari saya, nanti saya akan tambahkan beberapa FAQ tentang eSPT
PPN ini..
Semoga
bermanfaat :)
Selasa, 11 Desember 2012
Sad Story
"Kisah Seorang Anak Yang
Mencoret Mobil Ayahnya"
Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota - kota
besar meninggalkan anak – anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak
tunggal pasangan ini, Perempuan cantik berusia tiga setengah tahun, Sendirian ia di
rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.
Bermainlah ia bersama ayun - ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya ataupun
memetik bunga dan lain - lain di halaman rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun
mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya
terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan.
Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu
berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak - anak ini pun
membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu ayah dan ibunya bermotor
ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil
sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu
dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya
mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu
rumah.
Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu
melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama
lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan
siapa ini!!” …. Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari
keluar. Mukanya merah adam ketakutan lebih – lebih melihat wajah bengis
tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘Saya
tidak tahu..tuan.” “Kamu di rumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik
si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba - tiba berlari keluar
dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayah..
cantik…kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa. Si
ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di
depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali - kali ke telapak tangan anaknya. Si
anak yang tidak mengerti apa - apa menangis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan.
Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan
si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman
yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa. Si
ayah cukup lama memukul - mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri
anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut
menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan
si anak kecil luka - luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil
itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit
- jerit menahan pedih saat luka - lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu
rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur
bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak.
Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu
yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran
pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara
si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita
demam, Bu”, jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol saja”, jawab si
ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat
anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar
pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya
bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul
5.00 sudah siap”, kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa
ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya
sangat serius. Setelah beberapa hari dirawat inap dokter memanggil bapak dan
ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..”, kata dokter tersebut yang mengusulkan agar
kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut.
Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus
dipotong dari siku ke bawah”, kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan
terkena halilintar mendengar kata - kata itu. Terasa dunia berhenti berputar,
tapi apa yg dapat dikatakan lagi.
Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan
lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menanda tangani surat
persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang
disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua
tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke
wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam
siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah... ibu…
Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau
jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu”, katanya berulang kali membuatkan si
ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang mbok Narti”, katanya
memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.
“Ayah... kembalikan tangan Dita.
Untuk apa diambil. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi!
Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?
Bagaimana Dita mau bermain nanti ?
Dita janji tidak akan mencoret - coret mobil lagi”, katanya
berulang - ulang.
Serasa hancur hati si ibu mendengar kata - kata anaknya.
Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah
terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur.
Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa
kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong
meski sudah minta maaf. Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan
kepedihan dan kehancuran batin sampai suatu saat sang Ayah tak kuat lagi
menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yang tak bertepi.
Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya
tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya.
Langganan:
Postingan (Atom)